29 Maret 2010

Resep Awet Muda

Tak seorang pun bisa menghindari kodrat, yaitu menjadi tua. Tapi ilmu gizi dapat membantu memperlambat proses penuaan. Apakah rahasianya?

Proses menjadi tua merupakan proses yang terjadi di dalam tubuh, yang berlangsung perlahan tapi pasti, di mana terjadi penurunan fungsi tubuh secara berangsur. Penurunan fungsi ini meliputi anatomi, biokimiawi, keseimbangan hormonal dan lain-lain. Akibat adanya proses menua ini terdapat dua jenis usia, yaitu usia kronologis atau usia kalender, dan usia biologis.

Usia kronologis adalah usia yang kita lihat dari kalender, sedang usia biologis dilihat dari kondisi serta fungsi fisiologis jaringan tubuh. Usia biologis sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Dalam hal ini faktor gizi memegang peranan sangat penting.

Maka, meski usia kronologisnya sama, tapi usia biologis dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain. Hal itu tergantung kematangan (atau kemunduran) jaringan-jaringan tubuh. Usia lanjut biologis dalam batas tertentu dapat diperlambat, antara lain dengan gizi, namun tak dapat dicegah.

Banyak teori diajukan tentang terjadinya proses menua ini. Tapi yang pasti semua sel dalam jaringan tubuh selalu mengalami pergantian dengan yang baru. Proses pergantian ini pada usia muda jauh lebih cepat ketimbang saat usia tua.

Hampir semua jaringan tubuh mengalami pergantian teratur. Namun ada jaringan tertentu dengan pergantian sangat lambat, seolah tidak mengalami pergantian sama sekali. Contohnya adalah jaringan kollagen dan jaringan olastin, yang membuat tubuh elastis dan kenyal. Keduanya termasuk jaringan ikat.

Dengan demikian, jaringan kollagen yang kita miliki merupakan jaringan yang sama dengan saat kita masih bayi. Kondisi kemunduran jaringan kollagen seseorang sejalan dengan kondisi kemunduran atau peningkatan usia biologis seseorang. Karena itu, jaringan inilah yang selalu diperiksa untuk memastikan usia biologis seseorang, yang dikenal dengan sebutan indeks kollagen.

Ada proses lain yang berpengaruh sangat besar pada kemunduran jaringan akibat tidak dipakai. Contohnya, otot tidak akan berkembang bahkan mengecil karena tidak dipergunakan. Di sisi lain, bila jaringan atau organ terus dipakai atau dilatih, akan berkembang atau tumbuh sesuai beban yang diterima.

Berbagai bukti menunjukkan bahwa kemunduran jaringan pada kelompok usia lanjut lebih diakibatkan karena tak dipergunakan daripada oleh proses menua itu sendiri. Maka latihan fisik atau olahraga teratur dapat mengurangi lajunya proses menua.

Menurut teori, biasanya orang-orang dengan taraf gizi rendah memiliki harapan hidup rendah pula. Selain akibat proses penuaan yang cepat, juga karena penyakit infeksi. Dalam keadaan begini, sering dijumpai orang dengan usia kronologis 40 tahun tapi usia biologis mencapai 60 tahun.

Di lain pihak, orang yang memiliki kelebihan gizi juga akan mengalami percepatan proses menua. Contoh klasik kasus ini adalah pemain sumo Jepang. Para pemain sumo yang rata-rata usia kronologisnya 23 tahun, usia biologis mereka mencapai 30 tahun. Bahkan di Jepang yang harapan hidup rata-rata 80 tahun, pemain sumo hanya 50 tahun.

Dari penelitian terhadap tikus membuktikan, mengurangi sedikit makanan membuat panjang umur. Penelitian terhadap komunitas panjang umur seperti penduduk Kaukasus di Georgia, Vilcahamba di Equador dan Hunza di Himalaya membuktikan hal yang sama. Mereka mencapai usia panjang karena memiliki nilai kalori rendah (di bawah 2000 kalori), banyak makan serat, protein rendah tapi tidak kurang, dan rendah sekali konsumsi lemak jenuhnya.

Anda ingin memperlambat penuaan dan panjang umur?

Para ahli politik boleh sibuk menganalisis. Padahal rahasia kekuasaan dan panjangnya umur Soeharto cuma satu. Ia selalu tersenyum dalam setiap penampilannya.

Bagi yang sudah nonton film Patch Adams, pernyataan di atas bukanlah omong kosong. Senyum dan tertawa menjadi konsep dasar penyembuhan bagi tokoh bergelar Doktor Kesehatan yang hingga kini masih hidup di West Virginia, Amerika Serikat.

Seperti terlihat dalam film, melalui senyum dan tawa, banyak pasien tua bangka dan kanak-kanak berhasil disembuhkan, atau sembuh dengan sendirinya.

"Jika tersenyum, otak mereka mengeluarkan seretonin yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka," sahut Patch Adams begitu kepergok dekan fakultas kedokteran tempat ia kuliah, saat ia sedang mengajak bercanda para pasien di bangsal rumah sakit.

Pendapat Adams tentang senyum itu kemudian populer di dunia penyembuhan. Mengutip hasil riset para ahli kesehatan, suatu saat majalah Psychology Today pernah menurunkan nasihat, "Kalau Anda melihat seseorang tanpa senyum, berikan kepada mereka sedikit senyum yang Anda miliki."

Alasan dari nasihat itu sama. Ketika seseorang tersenyum, betapapun sedang tidak bahagianya orang tersebut, otak mereka akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus juga memberi daya angkat bagi kondisi psikologis seseorang. Suatu alat pengangkat beban jiwa, begitu kira-kira.

Lebih menakjubkan lagi, dari riset itu juga diketahui bahwa biar pun hanya diinstruksikan menampilkan wajah yang tersenyum, seseorang akan memperoleh manfaat psikologis yang sama dengan orang yang sungguh-sungguh tersenyum.

Dengan kata lain, meski hanya berpura-pura bahagia, tapi dengan senyuman orang dapat membuat dirinya menjadi lebih sehat dan bahagia. Inilah yang membuat proses penuaan seseorang menjadi terhambat.

Dikaitkan dengan mantan presiden Soeharto, memang belum sepenuhnya benar untuk mengklaim bahwa rahasia umur dan kekuasaannya yang panjang hanya disebabkan oleh senyuman. Satu hal yang jelas, Soeharto memang terbiasa memperlihatkan senyum dalam setiap penampilannya, sampai sulit diinterpretasikan maknanya.

Dan lepas apakah senyuman itu tulus atau pura-pura, jika mengacu pada hasil riset para ahli tadi, diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh Soeharto selalu meningkat berkat senyuman yang diperlihatkannya.

Manfaat yang diperoleh dari senyum, menurut para ahli, ternyata akan semakin berlipat ganda bila ditambah dengan tawa. Sebagaimana diungkap oleh Joan Coggin, M.D., seorang kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, Amerika Serikat, kanak-kanak rata-rata tertawa 400 kali dalam sehari. Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja sehari.

Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya umur. "Padahal terbukti, tertawa bermanfaat bagi kesehatan," kata Coggin.

Merujuk hasil riset yang pernah dilakukannya, doktor bidang medis itu menjelaskan, tertawa memberikan relaksasi dan mengurangi stres.

"Setelah meninggikan sampai jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa langsung menurunkannya lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan Anda sanggup menghadapi tugas dengan lebih baik," paparnya.

Dari riset yang lain, psikolog Alice M. Isen, Ph.D., dari Cornell University juga menyimpulkan, mereka yang banyak menonton film komedi mampu secara lebih baik menemukan solusi kreatif dalam memecahkan soal-soal 'puzzle'.

Sedang studi yang dilakukan William Fry, M.D., profesor dari Stanford University, menunjukkan bahwa tertawa meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjalanan nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.

Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa, setingkat dengan lima menit aerobik dalam gerakan mendayung.

* * *

Sumber: http://www.mail-archive.com/mm-ugm@yahoogroups.com/msg00437.html

=======